Selasa, 19 Juni 2012

Pendidikan Karakter


Arti Penting Pendidikan Karakter

Terkait dengan permasalahan nilai yang ditanamkan tentunya beberapa pihak memiliki solusinya sendiri, namun hal yang jamak kita temui adalah keterlibatan militer dalam proses pembentukan karakter siswa. Atas dasar untuk membentuk anak didik agar memiliki karakter yang bagus, SMKN 5 Kota Malang membuat terobosan baru dalam Masa Orientasi Sekolah (MOS). Dengan membawa langsung anak didik yang baru diterima, menjalani pelatihan karakter di Dodikjur Kodam V Brawijaya, Kota Malang, Senin sampai dengan Rabu atau dari tanggal 11 sampai dengan 13 Juli 2011. Dalam persepsi kelembagaan SMKN 5 Kota Malang tentunya memiliki perpsepsi bahwa jika dibandingkan dengan sekolah tentunya militer sebagai lembaga harus diakui telah mampu membangun dan menjalankan pendidikan karakter yang professional yang sudah dimiliki militer sejak lama. Memandang persepsi ini tentu hal yang membedakan keduanya menurut saya adalah pola disiplin yang tinggi yang telah membudaya dilingkungan militer. Oleh sebab itu meski tanpa harus melibatkan militer secara institusi untuk mendidik karakter siswa, sebenarnya sekolah mampu untuk itu asalkan dapat menanamkan pola disiplin tingkat tinggi kepada siswa. Ini dilakukan sebagai salah satu jalan untuk bisa menciptakan generasi unggul yang salah satu kuncinya adalah dengan memiliki disiplin tinggi. Sesuatu yang menurut saya mulai jarang dan sulit diterapkan disekolah-sekolah hari ini, kunci yang bermuara pada keteladanan guru sebagai kontekstual idol bagi siswanya.
Namun keberdayaan sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan yang tinggi tentu tidak serta kemudian meniadakan peran militer dalam pembentukan karakter siswa. Pilihan untuk melibatkan militer dalam pembentukan karakter haruslah dilakukan secara proporsional, dengan tanpa melupakan peran sekolah sebagai lembaga yang mencetak lulusan terdidik dan bermoral. Baik sekolah maupun militer memiliki peran beserta keahlian dibidangnya masing-masing yang bukan berarti menggantikan tugas dan peran masing-masing. Dalam kaitan ini, peran militer harus ditetapkan pada rangkaian pembentukan “character nation”, yang secara nomenklatur merupakan bagian tidak terpisahkan dari institusi militer khususnya dalam konteks bela negara.
Diakui atau tidak nilai-nilai patriotism dan nasionalisme yang notabene adalah nilai-nilai kebangsaan, kian hari semakin luntur dari pribadi generasi muda kita. Oleh karena itu dalam rangka mengaktifkan kembali pola penanaman nilai-nilai kebangsaan tersebut, peran militer menjadi penting khususnya dalam membentuk sinergitas sebagai salah satu komponen bangsa. Dan sekolah bergerak dalam pola pendidikan dan pembelajaran perilaku yang baik dari para guru ditopang oleh implementasi aturan tata tertib siswa yang konsisten. Peran sekolah dan militer dalam hal ini, harus dilihat sebagai dua ahli yang berbeda dalam bidang keahliannya masing-masing. Sinergitas dan pemahaman fungsi dan peran masing-masing pihak menjadi jawaban terhadap bentuk pendidikan karakter yang akan ditampilkan. Hingga pada akhirnya pendidikan karakter akan melahirkan calon pemimpin bangsa yang bermoral, professional, berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Untuk mewujudkan itu semua maka bukan berarti sekolah harus memiliterkan dirinya, atau dengan memiliterkan seragam sekolahnya. Sekolah hanya perlu untuk menerapkan beberapa hal yang dalam militer menjadi hal yang pokok atau dasar. Oleh karenanya kembali pada konteks dialog yang ada diawal tulisan ini. Maka hal sederhana yang bisa dilakukan sekolah untuk memulai pendidikan karakter adalah dengan mulai mengenalkan kembali prinsip-prinsip baris berbaris sebagai elemen dasar sikap tanggungjawab, disiplin, mandiri, peduli, maupun patriotik. Seperti yang pernah disampaikan seorang tokoh besar dunia bahwa keberhasilan selalu dimulai dari hal-hal sederhana yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten.
Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar