A. Pengertian
Masyarakat
Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia
yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan
perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara
berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama,
sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan,
sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan
diri, dan memiliki kebudayaan.
Bentuk-bentuk masyarakat :
1. Masyarakat
Setempat (community)
Masyarakat setempat menunjukan pada
bagianmasyarakat yang bertempat tinggal disatu wilayah (dalam arti geografis)
dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah
interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi
dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
2.
Masyarakat Desa dan Masyarakat
Kota
Masyarakat kota dan desa memiliki
perhatian yang berbeda, khususnya terhadap perhatian keperluan hidup.Di desa, yang diutamakan adalah perhatian
khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan
pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat
selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.
3.
Masyarakat Multikultural
Ada tiga istilah yang digunakan secara
bergantian untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras,
bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.
Konsep pluralitas menekankan pada adanya
hal-hal yang lebih dari satu (banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya
yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan.
Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif
baru. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain
secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik,
gender, bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan
kemajemukan, multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala
perbedaannya itu mereka adalah sama diruang publik.
.C. Pengertian
Interaksi Sosial
Kata interaksi
berasal dari kata inter dan action. Interaksi
sosialadalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu,
kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan
tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua
orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegur, berjabat
tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas
semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1.
Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
2.
Sugesti adalah suatu proses di
mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman
tingkah laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang
dimaksud sugesti di
sini adalah pengaruh pysic,
baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya
diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti
dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalah hampir
sama. Bedanya ialah bahwa imitasi
orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang
memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di
luarnya.
3.
Identifikasi
dalam psikologi berarti dorongan
untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun
batiniah.
4.
Simpati adalah perasaan
tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul
tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan
seperti juga pada proses identifikasi.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat
berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition),
dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap
sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi
sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi
itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta
memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Ada dua macam proses sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi
sosial, yaitu:
1.
Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi.
2.
Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan
pertikain.
Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:
1. Bentuk Interaksi Asosiatif
a. Kerja sama (cooperation)
Kerja sama timbul karena orientasi orang
perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan
pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:
1)
Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua
organisasi atau lebih.
2)
Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan
politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk menghindari
terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3)
Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempynyai tujuan yang
sama.
b. Akomodasi (accomodation)
Adapun
bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya:
1)
Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan.
2)
Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing
mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
3)
Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang
berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri
4)
Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga
yang retial dalam persoalan yang ada.
5)
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi
tercapainya suatu tujuan bersama.
6)
Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentingan
mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan
pertentangan.
7)
Adjudication¸ yaitu
perselisihan atau perkara di pengadilan.
2.Bentuk Interaksi Disosiatif
a.
Persaingan (competition)
Persaingan adalah bentuk interaksi
yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan
keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.
b.
Kontraversi (contaversion)
Kontraversi bentuk interaksi yang
berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya
ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang
disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi
gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
c.
Pertentangan (conflict)
Pertentangan adalah suatu bentuk
interaksi antar individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai
tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan.
Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain: pertentangan pribadi,
pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial, dan pertentanfan politik.
Ciri - Ciri Interaksi
Sosial
a. Jumlah
pelakunya lebih dari satu orang
b.
Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c.
Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d.
Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
a. Kontak
sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak
lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak
saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan
secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya
berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar