Selasa, 19 Juni 2012

Two Ne 1


PARK BOM
Name : Park BomiEnglish Name : Bom Park / Jenny ParkStage Name :Park Bom Position : Main VocalDOB : March 24, 1984Height : 165cmBlood Type : ABReligion : ChristianHobbies : Listening To MusicFavorite Color(s) : Green, Pink, RedSpecialties : Singing, dancing, English, Japanese, Piano, Flute, CelloFirst Stage Perfomance : Big Bang’s First Showcase, (BIG BANG IS V.I.P) on September 24, 1984, Performing ‘We Belong Together’ and’Stand Up For Love’Awal karir dari Park Bom dimulai semenjak ia memutuskan untuk absen dari bangku kuliahnya di Berklee College of Music in US dan memilih untuk menjadi seorang entertainer. Ia membutuhkan waktu tiga tahun untuk dapat diterima oleh YGE sebagai trainee. Bom sudah mengikuti training dengan YGE sejak tahun 2005 dan dijadwalkan akan melakukan debut sebagai solo singer dan akan meriliskan single pertamanya pada Maret 2007. Namun kemudian, YGE memutuskan untuk memutar haluan dengan memasukkan ia sebagai salah satu personil 2ne1. Pada awalnya ia dikenal sebagai R&B Pop Singer, namun ketika ia mempertunjukkan kemahirannya dalam menari di sebuah iklan milik Samsung “Anystar”, ia kemudian lebih dikenal sebagai dance singer.MinjiName : Gong MinjiEnglish Name : Gong Min JiPosition : Rapper, VocalDOB : January 18, 1994Height : 161cmBlood Type : OReligion : ChristianHobbies : Listening Music, Writing Lyrics, Studying ProductionFavorite Color(s) : PinkSpecialties : Rapping, Dancing, Singing, Japanese, ChineseFirst Stage Perfomance : -Kemahiran Minji dalam melakukan gerakan menari mengejutkan pihak YGE, bahkan memberikan ia julukan “Briliance” (bakatnya ia dapatkan dari nenek nya yang merupakan penari terkenal bernama Gong Okjin). ia bergabung dengan YGE sejak berumur 6 tahun. awalnya minji dijadwalkan akan melakukan debut pertamanya bersama May Doni (mantan YG trainee) di jepang, namun hal ini tidak terwujud disebabkan May Doni memutuskan untuk pindah label.Sedikit hal seputar diri Minji yang dikutip dalam Minji Cyworld….“Aku suka melakukan/ mecoba hal-hal baru. Aku membayangkan Kebebasan seperti langit dan berwarna pink?? Aku suka hal-hal yang lucu. Aku benci memikirkan hal-hal yang tidak dapat dilakukan; aku ini keras kepala/ gigih saat sedang bersaing. Aku suka membaca dan ketika aku sedang mulai membaca maka akan sulit untukku berhenti. Aku tidak suka hal-hal yang sulit dan membingungkan; aku suka hal yang tersusun rapi dan terkadang aku berpikir sendiri. Aku suka merencanakan sesuatu dan memimpikan rencana tersebut akan terwujud. Aku suka memberi dan itu membuat ku senang ketika melihat senyum orang-orang yang menerima pemberianku tersebut. Sepintas aku terlihat seperti pribadi yang kuat tapi justru aku sering merasa kesakitan karena aku masih muda, dan aku lebih suka merahasiakan perasaan tersebut. Tapi ada kalanya perasaanku memuncak saat kesabaran itu sudah tidak bisa lagi ku tahan. Walaupun ini merupakan waktu yang sulit bagiku, aku akan melanjutkan hidupku dengan rasa bahagia. Aku tahu bahwa waktu berjalan dengan sangat cepat, dan aku tidak akan mendapatkan apa-apa apabila aku tidak berjalan cepat. Waktu, gairah, dan upaya adalah hal yang penting untuk dapat mecapai tujuan. Aku mencoba untuk tidak melupakan TUHAN yang menciptakan aku….. INI LAH AKU ”.Sandara Park (Dara)Name : Park SandaraEnglish Name : Sandara ParkNickname(s) : Sandy, Dara, Krung- KrungPosition : VocalDOB : November 12, 1984Height : 162cmBlood Type : AReligion : NoneHobbies : Listening to Music, InternetFavorite Color(s) : PinkSpecialties : Acting, Tagalog, English, ChineseFirst Stage Perfomance : -Sebelum bergabung dalam 2ne1, sandara park sebenarnya sudah terkenal dalam dunia entertaiment. Ia sering muncul dalam acara televisi, film, dan bahkan pernah memiliki beberapa single di Filipina. Meskipun ia lahir sebagai orang korea, namun ia pindah ke filipina saat ia masih berumur belia, oleh sebab itu, ia sangat fasih dalam berbicara dalam bahasa tagalog dan inggris. Ia mulai terkenal sejak tahun 2004, saat ia mengikuti sebuah acara pencarian bakat di ABS-CBN. Meskipun, ia tidak medapatkan juara pertama, namun ia tetap terkenal di filipina. Namun akibat ketidakaktifannya selama beberapa bulan yang disebabkan ia sempat pergi ke korea untuk melanjutkan kuliah, membuatnya mendapatkan respon yang dingin. Sejak saat itu ia memutuskan untuk bergabung dengan YG. YG sendiri menerima Dara sebagai trainee pada saat itu, dikarenakan mereka melihat potensi yang dara miliki dalam acara KBS documentary. Kemudian Sandara sekeluarga pun memutuskan untuk pindah dan menetap di Korea. Hari berikutnya, pada 2 Agustus 2007, Sandara menandatangani kontrak dengan YGE.YG mengatakan bahwa “If the other members are like meat soup, which has been boiling for a long time, Park Sandara is like the salt (which spray on top)”.Ciel
Name : Lee Chae RinEnglish Name : Chae Lee/ Faith LeeStage Name : CLPosition : Leader, Rapper , VocalDOB : February 26, 1991Height : 162cmBlood Type : AReligion : CatholicHobbies : Writing LyricsFavorite Color(s) : Black, WhiteSpecialties : Dancing, Singing, Rapping, Japanese, French, EnglishFirst Stage Perfomance : SBS Gayo Daejun on December 29, 2007 with YG FamilySedikit Cerita tentang CL… Awal 2007 merupakan tahun dimana CL mulai bergabung dengan YG entertainment.. tidak ada keterangan yang pasti seputar kemunculan CL hingga ia lebih dikenal sebagai “Si Misterius 16 tahun”, apalagi ketika ia menyumbangkan suaranya dalam intro lagu “Hot issue” milik Big Bang. Debut perform CL dilakukan bersama dengan personil dr YG family pada acara SBS Gayo Daejun (SBS music awards) di akhir tahun 2007. Pada awalnya, CL seharusnya melakukan debutnya sebagai solo dance singer, tapi akhirnya malah diputuskan untuk membentuk grup bernama “2NE1” yang beranggotakan 4 orang..Pihak YG mengatakan bahwa “CL has talent in singing, dancing, and also has charisma to the point that I find high probability in her becoming a next generation star”.di kutip dari facebook

Sumber :
http://korea-aja.blogspot.com

True Love


Love which

you get from people..

it's never make you satisfied.


Because when you start to love someone

It same with you start to make your heart hurt


Love not tell about happy

Did'nt tell about joy

But love tell about sacrifice

Like love of

Jesus...

Pengendalian Sosial Budaya Lokal


1.      SISTEM-SISTEM PENGENDALIAN SOSIAL
Arti Paham. Kehidupan suatu masyarakat secara garis besar mematuji seperangkat tata tertib yang kita sebut adat-istiadat. Adat istiadat dalam kenyataan adalah cita-cita, norma-norma, pendirian, keyakinan, sikap, peraturan, hokum, undang-undang, dsb, yang mendorong tingkah laku manusia. Adat istiadat dalam suatu masyarakat dipahami warganya dengan cara belajar yang dimulai sejak lahir hingga akhir hayat mereka.
Ketiga proses sosial, yaitu: (a) ketegangan sosial antara adat-istiadat dan kebutuhan-kebutuhan individu, (b) ketegangan sosial yang muncul karena adanya persaingan antar golongan dan (c) ketegangan sosial yang disebabkan karena para deviants sengaja menentang norma-norma. Oleh Karena itu, perlu ada sistem-sistem untuk mengendalikan ketegangan sosial tersebut yang dapat menghancurkan suatu masyarakat.
Cara Pengendalian Sosial. Cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan ketegangan-ketengan sosial yaitu:
1.      Mempertebal keyakinan akan kebaikan dan manfaat dari adat-istiadat
2.      Memberi ganjaran kepada warga masyrakat yang taat kepada adat-istiadat
3.      Mengembangkan rasa malu untuk menyeleweng dari adat-istiadat
4.      Mengembangkan rasa takut untuk menyeleweng karena adanya ancaman.

Pelapisan Sosial


1.      SISTEM PELAPISAN SOSIAL
Ahli masyarakat dimana lapisan-lapisan dan kelas-kelas sosial sudah ditentukan dengan tegas, karena warga dari setiap lapisan dan kelas tersebut telah memiliki hak dan kewajiban yang jelas, dengan sanksi hukum adat/ hukum yang berlaku. Kesadaran dan konsepsi mengenai susunan pelapisan dalam masyarakat mereka umumnya sangat tinggi dan bahkan memiliki istilah-istilah tertentu bagi lapisan-lapisan itu, misalnya commomer (orang biasa) dan nobility (bangsawan) dalam masyarakat orang Inggris, atau ate (budak), tog (orang biasa) dan usif (bangsawan) dalam masyarakat suku bangsa Atoni di Amarasi (Timor Barat).
Istilah. Dalam karangan antropologi sosial dan sosiologi bahasa Inggris, digunakan istilah social stratum, social class, atau estate. Istilah yang pertama menurut hemat kami tidak begitu penting, dan untuk sementara waktu dapat kita abaikan. Tetapi istilah yang kedua seringkali dapat menimbulkan kekacauan, karena K.Marx dan para pengikutnya telah menggunakannya dengan makna yang khusus yaitu “lapisan masyarakat yang diakibatkan oleh adanya perbedaan antara orang-orang yang memiliki semua alat produksi, dan orang-orang yang tidak memilikinya, tetapi hanya memiliki tenaga yang dapat mereka buruhkan”. Dalam bahasa Indonesia, keragu-raguan mengenai paham dan makna konsep social class dalam arti umum dapat dihindari apabila digunakan istilah “lapisan sosial tak-resmi”, dan untuk estate sebaiknya digunakan istilah “lapisan sosial resmi”, sementara untuk social class digunakan “kelas sosial”.
Sebab-Sebab Terjadinya Susunan Berlapis. Sebab-sebab lainnya yang lebih rinci adalah : (a) kualitas serta keahlian, (b) senioritas, (c) keaslian, (d) hubungan kekerabatan dengan kepala masyarakat, (e) pengaruh dan kekuasaan, (f) pangkat, (g) kekayaan. Kelompok-kelompok berdasarkan tingkat umur itu juga menjadi lapisan-lapisan yang tersusun dari atas ke bawah. Setiap tingkat umur memiliki gaya hidup dan adat kebiasaannya sendiri, sehingga benar-benar dapat disebut “lapisan sosial”.
Sistem Kasta. Terbentuk apabila suatu sistem pelapisan sosial sekan-akan terbeku. Walaupun sistem kasta kita hubungkan dengan agama Hindu yang menyatakan bahwa sistem kasta itu unik dan hanya ada di India, sistem pelapisan sosial dengan cirri-ciri sebagai berikut: (a) keanggotaan berdasarkan kelahiran, (b) endogamy kasta yang dikuatkan dengan sanksi hukum dan agama; (c) larangan pergaulan dengan warga-warga kasta rendah yang dikuatkan dengan sanksi hokum dan agama. Masyarakat Amerika Serikat dengan adanya pemisahan yang tajam ( segregation) antara lapisan orang kulit bule (whites) dan lapisan warganegara Amerika kulit hitam (Negroes/coloreds), sedang sistem pemisah tajam antara lapisan orang kulit bule dan lapisan penduduk pribumi di negara Uni Afrika Selatan juga dapat dipandang sebagai sistem kasta.
Dalam buku kuno abad ke-8 sebelum Masehi tertera dalam masyarakat India waktu itu terdapat 4 warna yang tersusun berlapis dengan urut-urutan dari atas ke bawah sebagai berikut: Brahmana, Ksatriya, Vaicya, dan Cudra. Kasta yang pertama adalah kasta pendeta, kasta Ksatriya adalah para bangsawan dan tentara; kasta Vaicya adalah kasta para pedagang, dan kasta Cudra adalah kasta rakyat jelata. Selain keempat kasta itu masih ada orang-orang Paria yang tidak berkasta dan dianggap najis, dan karena tidak termasuk sistem warna.

Kesatuan Hidup Budaya Lokal Tradisional


BAB VIII
KESATUAN HIDUP LOKAL TRADISIONAL

1.      PEMBATASAN KONSEP
Kesatuan Hidup Setempat. Secara nyata, kesatuan hidup setempat selalu menempati suatu wilayah khusus. Apabila sebagian besar warganya mulai memencar ke berbagai tempat lain, maka ikatan yang utama dari kesatuan itu hilang. Orang yang tinggal bersama di suatu wilayah belum tentu merupakan suatu kesatuan hidup apabila mereka tidak merasa terikat oleh rasa bangga dan cinta kepada wilayahnya, sehingga ia tidak rindu untuk kembali ke sana apabila ia berada di tempat lain. Dalam buku-buku ajar sosiologi, kesatuan hidup setempat disebut community.
Sebagai suatu kesatuan manusia, komunitas tentu saja mempunyai rasa kesatuan seperti yang dimiliki hampir semua kesatuan manusia lainnya, namun perasaan kesatuan dalam komunitas itu biasanya sangat tinggi, sehingga ada rasa kepribadian kelompok, yaitu perasaan bahwa kelompoknya itu memiliki ciri-ciri kebudayaan atau cara hidup yang berbeda dari kelompok lainnya. Tetapi di samping itu seringkali ada juga perasaan negatif yang merendahkan atau menganggap aneh ciri-ciri yang ada dalam komunitas lain.
Sifat dari suatu komunitas adalah adanya wilayah dan cinta pada wilayah serta kepribadian kelompok itu merupakan dasar dari perasaan patriotism, nasionalisme, dll. Suatu negara memang dapat juga merupakan komunitas, apabila cinta tanah air dan rasa kepribadian bangsa itu besar.
Bentuk dari komunitas ada bermacam-macam; ada yang besar seperti misalnya kota, negara bagian, negara, tetapi ada pula komunitas-komunitas kecil yaitu band, desa, RT, dll.
Komunitas Kecil. Selain memiliki ciri-ciri komunitas pada umumnya (yaitu adanya wilayah, cinta pada wilayah dan kepribadian kelompok), komunitas kecil memiliki sifat-sifat tambahan yaitu :
a.       Para warganya masih saling mengenal dan saling bergaul secara intensif;
b.      Karena kecil, maka setiap bagian dan kelompok khusus ada yang di dalamnya tidak terlalu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya;
c.       Para warganya dapat menghayati berbagai lapangan kehidupan mereka dengan baik.
Selama manusia hidup di muka bumi ini sejak kurang lebih 2 juta tahun yang lalu, sebagian besar dari waktu itu manusia hidup dalam masyarakat-masyarakat berbentuk komunitas kecil. Komunitas kecil dalam zaman prasejarah berupa kelompok-kelompok pemburu.
Komunitas-komunitas kecil pada umumnya ada di daerah pedesaan. Di setiap negara pasti ada daerah perkotaan dan daerah pedesaan. Di setiap negara pasti ada daerha perkotaan  dan daerah pedesaan, tetapi ada negara-negara yang lebih luas daerah pedesaannya, dan ada negara-negara yang lebih kecil daerah pedesaannya. Di Eropa Barat dan Amerika Serikat jumlah penduduk yang tinggal di daerah pedesaan lebih kecil daripada penduduk yang tinggal di kota. Sebaliknya di negara-negara Eropa Utara, Eropa Timur dan hampir semua negara di Asia, Afrika Tengah dan Selatan, jumlah penduduk pedesaan lebih besar. Di Indonesia, menurut sensus 1961, sebanyak 85,4% dari seluruh jumlah penduduknya adalah penduduk pedesaan.
Terutama bagi bangsa-bangsa dengan penduduk pedesaan yang besar, pengetahuan tentang komunitas kecil sangat penting, karena gejala dan masalah-masalah sosial yang terjadi di tingkat nasional tidak terlepas dari gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang terjadi di tingkat nasional tidak terlepas dari gejala-gejala dan masalah-masalah yang terjadi dalam komunitas kecil (yaitu desa-desa).

2.      BENTUK-BENTUK KOMUNITAS KECIL
Komunitas-komunitas kecil yang akan diuraikan (1) kelompok berburu (band), yang bermata pencaharian sebagai pemburu dan peramu, dan berpindah-pindah tempat di dalam batas suatu wilayah tertentu, dan (2) desa, yaitu kelompok kecil yang hidup menetap di suatu wilayah.
Band. Kelompok berburu biasanya terdiri dari kurang lebih 80-100 jiwa dan banyak yang bahkan lebih sedikit jumlah anggotanya. Dalam musim berburu, kelompok kecil seperti itu berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain untuk memburu hewan dan meramu tumbuhan liar. Pada malam hari mereka mendidrikan kemah atau tidur dalam gubuk-gubuk darurat yang mereka bangun dengan bahan-bahan yang mereka peroleh di sekitar mereka. Kelompok berburu hanya berburu dalam batas-batas suatu wilayah yang telah di tentukan. Kelompok itu mengetahui secara rinci semua cirri-ciri dari wilayah mereka, termasuk jenuis flora dan faunanya. Wilayah perburuan biasanya dipertahankan sekuat tenaga terhadap serangan-serangan kelompok-kelompok lain.
Dalam musim berburu, suatu band biasanya terpecah ke dalam kelompok-kelompok kecil, yang saling  memencar, sehingga pada saat-saat seperti itu desa-desa induk mereka tampak sunyi dan hamper tak berpenghuni. Namun pada waktu tidak ada kegiatan berburu, semua kelompok berkumpul kembali di desa-desa induk masing-masing. Pada waktu mereka berkumpul mereka mengadakan berbagai kesibukan dalam kehidupan sosial mereka, dengan mengadakan pesta-pesta, upacara-upacara keagamaan,dll.
Setiap musim berburu, suatu kelompok berburu biasanya pindah ke lokasi berburu yang berbeda, yang sesuai dengan suatu pola yang agak tetap. Namun ada kalanya mereka terpaksa mengubah arahnya karena berbagai sebab, misalnya berkurangnya hewan buruan di wilayah adat mereka. Dalam jangka waktu lama perjalanan kelompok-kelompok berburu seringkali dapat mencapai daerah-daerah uyang jauh letaknya. Penggalian-penggalian yang dilakukan para ahli prasejarah menunjukkan bahwa dari bekas-bekas alat kelompok-kelompok suku bangsa pemburu di zaman prasejarah diketahui bahwa mereka telah menempuh jarak yang sangat besar dalam suatu jangka waktu beribu-ribu tahun dan bahkan telah melintasi suatu benua. Kelompok-kelompok berburu yang menurunkan suku-suku bangsa Indian di Amerika Utara dan Amerika Selatan konon berasal dari bagian timur-laut Benua Asia, yang sekitar 25.000 tahun yang lalu menyeberangi Selat Bering, dan kemudian menyebar di seluruh Benua Amerika selama sekitar 17.000 tahun. Pola-pola kehidupan kelompok-kelompok berburu diuraikan oleh B.Spencer dan J.F.Gillin dalam buku mereka mengenai suku bangsa Arunta di Australia.
Suku-suku bangsa pemburu yang hidup dengan pola seperti tersebut, di abad 20 ini tidak banyak di jumpai lagi, dan sisa-sisanya yang masih ada adalah; kelompok-kelompok kecil suku bangsa Pygmee di pedalaman Togo, Kamerun dan Kongo, dan kelompok-kelompok Bushman di daerah Gurun Kalahari di Afrika Selatan. Di Asia kelompok-kelompok semacam itu hanya ada di beberapa daerah di Asia Tenggara (misalnya di pedalaman Malaysia) dan Siberia Timur-laut. Demikian juga di Australia masih ada beberapa kelompok di pedalaman Queensaland dan New South Wales. Di Indonesia (termasuk Irian Jaya) kelompok-kelompok pemburu dan peramu itu juga sudah hamper tidak ada lagi, kecuali di daerah pedalaman Sumtra Timur (misalnya orang Sakai,Kubu, dll), dan di Pedalaman Kalimantan (orang Punan). Di Irian Jaya hampir semua suku bangsa telah bercocoktanam.
Selain kelompok kelompok pemburu di daerah tersebut, suku-suku bangsa yang hidup sebagai peternak juga hidup dalam kelompok kelompok  dengan cirri-ciri komuniti kecil yang dapat disebut band pula. Dalam musim-musim tertentu kelompok-kelompok ternak bersama sekuruh keluarga mereka menggembalakan terrnak mereka ke padang-padang rumput. Pada malam hari mereka membangun kemah atau tadah angin sederhana, yang mereka bawa ke mana pun mereka pergi. Arah gerak penggembaraan itu mengikuti pola yang tetap dalam batas-batas suatu wilayah yang juga mereka pertahankan dengan gigih terhadap serangan kelompok-kelompok lain. Oleh sebab terjadi perubahan-perubahan arah serupa itu, pola perpindahan kelompok peternak itu seakan-akan lebih cepat menyebar dan meliputi wilyanh yang lebih luas daripada perpindahan pada suku-suku bangsa pemburu.
Suku-suku bangsa peternak pada umumnya mempunyai sifat yang agresif, karena mereka seringkali harus menghadapi pencurian-pencurian hewan ternak mereka oleh kelompok-kelompok ternak lain, dan karena mereka juga sering harus berperang melawan kelompok-kelompok lain untuk memperebutkan suatu wilyah penggembalaan yang baik. Dalam sejarah kebudayaan umat manusia suku bangsa peternak memang sering bersifat agresif, seperti kelompok-kelompok peternak Mongol-Tartar di Asia Tengah, yang dalam abad ke-12 dan ke-13 berperang hingga mencapai Kiev di daerah Sungai Jnepr di Rusia, yang mereka duduiki dalam tahun 1240. Begitu juga kelompok-kelompok peternak Arab Badawi, yang dalam abad 7 hingga abad ke-11 menguasai sebagian besar Benua Asia Barat daya dan sebagian besar Afrika Utara.
Ahli antropologi E.E. Evand Pritchard telah membuat suatu deskripsi yang rinci mengenai kehidupan kelompok penggembala ternak Niger yang tinggal di daerha hulu Sungai Nil di Sudan Selatan. Penelitian mengenai pola-pola gerak perpindahan menurut musim dan perubahan gerak perpindahan kelompok-kelompok Fula di daerah dataran tinggi Yos di Nigeria Utara, telah di teliti dan di deskripsi dengan baik oleh D.J. Stenning.
Suku-suku bangsa peternak yang hidup dalam komunitas kecil sekarang masih ada di negra Rusia, khususnya di Siberia Timur Laut, Siberia Tengah (daerah Sungai Lena dan Yensei, maupun di negara Kazakh dan Kirghiz). Di Indonesia tidak ada suku-suku bangsa yang hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang menggembalakan ternak secara besar-besaran.
Desa. Desa adalah wilyah yang di huni oleh suatu komunitas kecil secara tetap. Suku-suku bangsa penghuni desa umumnya bermatapencaharian bercocoktanam atau menangkap ikan. Berdasrkan pola perkampungannya, ada beberapa tipe desa.
Dalam masyarakat suku-suku bangsa peladang, desa biasanya tidak dihuni sepanjang masa, karena para peladang umumnya turut pindah bersama dengan ladangnya, terutama apabila jarak anatara desa dan ladang mereka menjadi terlalu besar. Sebabnya adalah karena setiapkeluarga inti membangun rumahnya di tegah lading mereka. Setiap 3 atau 4 tahun sekali mereka turut pindah dengan berpindahnya ladang mereka.
Dibandingkan dengan pola perkampungan desa-desa orang Subanun, di Indonesia desa-desa lebih mengelompok padat. Desa-desa di Indonesia seperti ini jarang turut pindah dengan lading; dan makin besar desanya, makin tetaplah sifatnya. Desa-desa suku bangsa Iban di Kalimantan Barat, misalnya terdiri dari sebanyak kurang lebih 150 jiwa. Peladang-peladang yang ladangnya terlalu jauh jaraknya dari desa, biasanya membangun gubuk sementara di tengah ladang mereka. Namun gubuk-gubuk yang semula dimaksudkan sebagai tempat hunian sementara, seringkali merupakan awal dari suatu desa baru yang masih menjadi bagian desa induk, tetapi yang lambat laun melepaskan diri dan berdiri sendiri. Proses perpisahan seperti itu tidak hanya terjadi pada desa-desa orang Iban, tetapi juga di desa-desa peladang lain di dunia.
Ahli antropologi W.C. Bennett dan R.M. Zing telah membuat deskripsi mengenai komunitas kecil serupa itu di desa-desa suku bangsa Indian Tarahumara di Meksiko Barat. Pola kehidupan dalam desa-desa suku bangsa Tarahumara juga ada di Indonesia, yaitu desa-desa orang Toraja di daerah pegunungan Sulawesi Tengah, yang biasanya sepi selama musim bercocok tanam, tetapi penuh dan ramai selama masa panen.
Sebagian besar desa-desa di Indonesia merupakan kelompok-kelompok perkampungan tetap yang dihuni sepanjang tahun. Terutama di daerah-daerah dengan pertanian menetap, desa adalah pusat kehidupan para petani.
Didaerah pegunungan, desa seringkali berlokasi di lembah-lembah atau di tepi danau. Suku-suku bangsa yang tinggal di daerah pedalaman sekitar Palembang, di daerah pedalaman Kalimantan, Sulawesi Tengah atau pulau-pulau lain di Indonesia, dapat dialokasikan menurut lembah, sungai, dan danau-danau yang ada di suatu daerah.

Ketimpangan Pendidikan Kabupaten Ciamis 2009/2010


INDIKATOR KETIMPANGAN PENDIDIKAN
KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2009/2010
Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dengan sasaran utama penuntasan wajib belajar 9 tahun yang bermutu dan memantapkan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun. Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada beberapa paradigma universal yaitu: pemberdayaan manusia seutuhnya, pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik, pendidikan untuk semua, dan pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan/atau pembangunan berkelanjutan.
Pada jenjang Taman Kanak-kanak (TK),terdapat 520 unit TK :
TK negeri                    : 1 sekolah
TK swasta                   : 519 sekolah (termasuk 4 TK kecamatan)
·      Guru tahun 2010 :
Guru PNS                   : 381 orang
Non PNS                     : 1.305 orang
Guru sertifikasi           : 521 orang
·      Guru bersertifikat :
SD                   : 59,95 %
SMP                : 87,24 %
SMA/MA        : 42,52 %
SMK               : 35,40 %
(Perbandingan murid SMA/MA dengan SMK sudah cenderung mengarah sesuai kebijakan yang digariskan oleh pemerintah di mana peserta didik yang mengambil sekolah kejuruan lebih tinggi (50,16%) dibanding peserta didik sekolah umum (49,84%).

Tahun 2010 pada jenjang SD telah dilakukan inovasi SD Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yaitu 1 SD dan 15 SD Sekolah Standar Nasional (SSN). Jenjang SMP/MTs terdapat 2 SMP yang menjadi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Enam SMP melaksanakan program belajar bilingual, 26 SMP menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN), dan 4 SMP Calon SSN.
·      Data APK (Angka Partisipasi Kasar) tahun 2010 :
SD/MI                         : 91,48 %
SMP/MTs                    : 91,66 %
SMA/MA/SMK          : 65,00 %
·      Data APM (Angka Partisipasi Murni) tahun 2010 :
SD/MI                         : 89,03 %
SMP/MTs                    : 74,63 %
Capaian APM SMP tahun 2010 sebesar 74,63% bisa melampaui capaian tahun 2009 sebesar 73,94%.
·      Tingkat Kelulusan ujian nasional tahun 2010 :
Jenjang SD/MI            : 99,98 % (sesuai target dan sama dengan yang telah di capai di tahun 2009)
Jenjang SMP/MTs       : 94,37 % (melampaui capaian tahun sebelumnya sebesar 93,14%, bahkan    melampaui target yang ditentukan untuk tahun 2010 sebesar 94,16%)
Jenjang SMA/MA/SMK: 98,70 %
(persentase kelulusan di Kabupaten Ciamis meningkat disbanding capaian tahun 2009)

Manusia sebagai Zoon Politicon


A.  Manusia sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Diperkuat dengan dalil Aristoteles mengatakan Manusia itu Zoon Politicon yang artinya satu individu dengan individu lainnya saling membutuhkan satu sama lain sehingga keterkaitan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedang menurut Freud,super-ego pribadi manusia sudah mulai dibentuk ketika ia berumur 5-6 tahun dan perkembangan super-ego tersebut berlangsung terus menerus selama ia hidup. Super-ego yang terdiri dari atas hati nurani, norma-norma, dan cita-cita pribadi itu tidak mungkin terbentuk dan berkembang tanpa manusia itu bergaul dengan manusia lainnya, sehingga sudah jelas bahwa tanpa pergaulan sosial itu manusia itu tidak dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya.
Disamping sebagai makhluk yang unik, manusa juga menjadi makhluk social. Makhluk sosial adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan kehadiran orang lain. Sebagai makhluk sosial ia memiliki tabiat suka kerjasama dan bersaing sekaligus. Jika dalam bekerjasama dan bersaing mereka berlaku fair (terbuka) maka harmoni sosial akan tercipta. Tetapi jika mereka bersaing secara tidak fair (tertutup) maka konflik antar manusia bisa terjadi. Sebagai makhluk social manusia merindukan harmoni social (perdamaian) tetapi juga tak pernah berhenti dari konflik. Desain manusia sebagai makhluk social bukan fikiran manusia, tetapi juga berasal dari Tuhan Sang Pencipta.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
1.            Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2.            Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3.             Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4.             Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitikberatkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.                  Dorongan untuk makan.
2.                  Dorongan untuk mempertahankan diri.
3.                   Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari:
1.      Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2.      Penghematan tenaga dimana ini merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja manusia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1.             Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2.        Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3.        Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. 
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. 
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. 

Pengertian Sosialiisasi


Pengertian Sosialisasi
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yang merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.


Pengertian Masyarakat


A.  Pengertian Masyarakat
       Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.
Bentuk-bentuk masyarakat :
1.     Masyarakat Setempat (community)
Masyarakat setempat menunjukan pada bagianmasyarakat yang bertempat tinggal disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
2.                   Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
Masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya terhadap perhatian keperluan hidup.Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.
3.                   Masyarakat Multikultural
Ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.
Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu (banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan. Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan, multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama diruang publik.
                                   
.C.  Pengertian Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata  inter dan action.  Interaksi sosialadalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.        Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
2.      Sugesti adalah suatu proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
3.        Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
4.       Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict)Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Ada dua macam proses sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:
1.      Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
2.      Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan pertikain.

Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:
1.      Bentuk Interaksi Asosiatif
a. Kerja sama (cooperation)
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:
1)        Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
2)        Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3)        Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempynyai tujuan yang sama.

b.  Akomodasi (accomodation)
  Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya:
1) Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
2) Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3) Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri
4) Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan yang ada.
5) Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu tujuan bersama.
6) Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.
7)  Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.

2.Bentuk Interaksi Disosiatif
a.       Persaingan (competition)
Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.
b.      Kontraversi (contaversion)
Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
c.       Pertentangan (conflict)
Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain: pertentangan pribadi, pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial, dan pertentanfan politik.

Ciri - Ciri Interaksi Sosial
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
a. Kontak sosial

Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.